Papua di Era Jokowi

Perhatian yang besar ditunjukkan Presiden Jokowi dalam mengupayakan penyelesaian masalah Papua. Langkah Presiden Jokowi yang berkesinambungan dan berkelanjutan menunjukkan keseriusan pemerintah dalam membangun dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua. Belum lama ini, Presiden Jokowi memberikan grasi terhadap lima orang Tapol-Napol. Tindakan kongkret tersebut merupakan langkah strategis sebagai awal pembangunan di Papua dan Papua Barat.

Adalah Lenis Kogoya yang memberikan penjelasan terkait upaya Presiden ke-7 tersebut dalam membebaskan tapol. Staf khusus Presiden yang baru diangkat pada 5 Mei lalu, kemudian menjelaskan bahwa upaya tersebut merupakan upaya saling memahami apa yang diinginkan masyarakat tanah Papua, mengingat Papua merupakan bagian utuh dari NKRI.

“Bangsa Papua merupakan bagian dari bangsa Indonesia. Mereka perlu keluar (dari tahanan) agar bisa bekerja demi menunjang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi di Papua,” ujarnya dalam seminar nasional berjudul “Pembebasan Tapol-Napol, Resolusi Penyelesaian Masalah Papua” di Jakarta.

Perhatian Jokowi tidak hanya sampai disitu. Presiden terus memberikan pembinaan dengan memfasilitasi keinginan mereka yang mau sekolah, sementara ada yang mau bekerja, maka Presiden memberikan modal, bahkan ada satu orang yang minta rumah itu pun sudah dicatat dan akan diupayakan sebagai bagian dari pembinaan.

Pembebasan tapol di Papua secara bertahap merupakan wujud komitmen Presiden Jokowi untuk menyelesaikan berbagai persoalan di Papua terutama untuk memperbaiki ketimpangan ekonomi dan sosial di wilayah paling timur Indonesia itu.

Langkah-langkah berkesinambungan dalam menuntaskan masalah di Papua oleh Jokowi dimulai pada awal pemerintahannya ketika melakukan dialog sekaligus perayaan natal tahun 2014. Pada kunjungan pertama saja, Jokowi telah meletakkan batu pertama pembangunan pasar di Sentani dan pasar untuk Mama-Mama Pedagang Asli Papua di kota Jayapura. Hasil dari kunjungan pertama ini juga Jokowi telah memerintahkan Menteri Perhubungan, Ignatius Jonan, agar melakukan penelitian terkait pembangunan kereta api di Papua.

Kunjungan kedua, yang dilakukan Bulan Mei, Presiden justru meresmikan Jembatan Holtekam, Peresmian Kampus IPDN di Buper Waena, serta peletakan batu pertama pembangunan fasilitas PON 2020 dan peresmian Kabel Optik. Di hari keduanya, Jokowi meresmikan Pembangunan industri Petro Kimia dan meresmikan Pembangunan Pembangkit Listrik Proyek Tangguh BUMN. Selain itu, juga dilakukan panen raya di  di Bapeko, Kabupaten Merauke.

Khusus untuk panen raya tersebut, Presiden Jokowi berharap besar pada Merauke untuk menjadi lumbung pangan di wilayah Timur. Bahkan, Presiden telah melakukan lobi-lobi khusus dengan negara tetangga, Papua New Guinea, untuk bekerja sama dalam bidang perdagangan atau ekspor beras ke negara tersebut.

Kunjungan kedua Presiden juga secara resmi mencabut larangan bagi jurnalis asing untuk masuk ke Papua yang kemudian disambut baik oleh Amnesty International.

Pemerintahan Jokowi benar-benar harapan baru bagi rakyat Papua untuk menantikan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan terjadi di Papua. Belum lagi Jokowi pernah menyampaikan bahwa setahun akan berkunjung ke Papua tiga kali. Melihat dua kali kunjungan tersebut cukup besar langkah kongkret dalam pembangunannya, maka patut kita tunggu kunjungan-kunjungan lain Bapak Presiden Republik Indonesia ini.

Leave a comment

No comments yet.

Comments RSS TrackBack Identifier URI

Leave a comment