PAPUA : Pernak-Pernik Perayaan HUT RI di Papua Bantah Isu Boikot

Agus_2Masyarakat Papua menyambut HUT RI tahun ini dengan gegap gempita, hal ini menandakan Papua merupakan bagian dari Indonesia yang harus di pertahankan. Serangkaian Upacara Peringatan detik-detik Proklamasi menggaung seantero Papua.

Dentuman bunyi meriam dan sirene mewarnai upacara detik-detik peringatan Proklamasi Kemerdekaan ke-70 RI, yang dipusatkan di Lanud Manuhua, Biak, Papua. Perayaan detik-detik proklamasi 17 Agustus 2015 dipimpin inspektur upacara Bupati Biak Numfor Thomas Ondy. Bertindak sebagai komandan upacara Mayor Administrasi Widi Dewantara .

Ketua DPRD Zeth Sandy membaca naskah proklamasi dilanjutkan pengibaran sang merah putih oleh siswa SMA 2 Parsu dan SMA 1. Meski berdiri di bawah terik matahari, upacara berlangsung khidmat.

Sementara di Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak Ilaga, Papua, masih sangat kental adat dan budayanya. Tak heran jika di daerah pegunungan ini masih banyak terlihat masyarakat adat yang menggunakan baju khasnya yakni koteka.

Seperti terlihat dalam perayaan HUT ke-70 RI, tampak sekitar 10 orang masyarakat adat laki-laki yang menggunakan koteka. Sebagian datang dari kampung-kampung yang berada di atas pegunungan.

Mereka hadir saat upacara pengibaran Bendera Merah Putih di pagi hari dan penurunan saat sore harinya. Di sela-sela waktu itu, para masyarakat adat berkoteka ini tampak menikmati menonton acara perlombaan panjat pinang. Bahkan mereka ikut tertawa kala peserta lomba melorot berkali-kali saat berusaha mengambil hadiah.

Salah satunya adalah Nicholas Alom yang merupakan kepala perang suku adat di Ilaga. Meski tidak menjadi peserta upacara, Nicholas terlihat memperhatikan jalannya pengibaran dan penurunan bendera. Ia juga sempat terlihat penasaran dengan para pasukan pengibar bendera (Paskibra).

“Saya datang ingin lihat,” ucap Nicholas saat berbincang dengan detikcom di pinggir Lapangan Trikora Ilaga tempat berlangsungnya upacara.

Para masyarakat adat berkoteka ini sudah tidak membawa panah dan busurnya karena memang peraturan di Kabupaten Puncak, khususnya Ilaga, tidak memperbolehkannya. Meski biasanya cenderung tertutup, masyarakat adat di Ilaga tampak dekat dengan personel TNI/Polri.

Di Mimika, peringatan HUT Ke-70 RI, dimeriahkan lebih dari 100 kelompok peserta mengikuti lomba gerak jalan indah sejauh 10 kilometer menyusuri jalan-jalan utama di Kota Timika, Jumat.

Lomba gerak jalan indah yang dilepas Wakil Bupati Mimika Yohanis Bassang itu diikuti pelajar mulai dari tingkat SD hingga SMA, para PNS di lingkungan Pemkab Mimika, pegawai BUMN dan prajurit TNI.

Meski cuaca Kota Timika cukup panas terik, namun hal itu tidak mengendurkan semangat setiap kelompok peserta untuk menyelesaikan perlombaan hingga garis finis di Gedung Eme Neme Yauware Timika Indah.

Melihat meriahnya perayaan peringatan kemerdekaan RI di Papua, menunjukan bahwa masyarakat Papua sudah tidak memperdulikan lagi provokasi atau seruan-seruan kelompok-kelompok yang menginginkan Papua lepas dari NKRI. Masyarakat Papua lebih cinta damai, cinta Indonesia.

Salah satu tokoh masyarakat Wamena, Asso Lokobal mengatakan bahwa orang-orang Papua yang masih rebut ingin merdeka dan ingin boikot HUT RI adalah orang-orang yang tidak mengerti kemajuan Papua, tidak mengerti sejarah, dan hanya mementingkan kepentingan pribadi. “mari kita bangun Papua, bikin Papua lebih sejahtera, kita dukung program-program Pemerintah RI” tegasnya.

Leave a comment

No comments yet.

Comments RSS TrackBack Identifier URI

Leave a comment